Friday, June 5, 2009

Pendengki Lebih Rendah Daripada Yang Didengki

Kedengkian (hasad) itu seperti makanan masin yang sentiasa merapuhkan tulang. Hasad itu juga seperti penyakit kronik yang selalu merosakkan tubuh secara perlahan-lahan sehingga membusuk. Ada ungkapan "Tidak ada yang menyenangkan dari seorang pendengki, kerana ia akan selalu menjadi musuh dalam selimut". Ada pula orang yang berkata " Celaka benar seorang pendengki, memulai dengan persahabatan dan mengakhiri dengan pembunuhan".
Kita mesti berusaha supaya kita tidak menghidap penyakit dengki. Ini merupakan wujud kasih sayang terhadap diri kita sendiri sebelum kita dapat mencurahkan kasih sayang kepada orang lain. Bagaimanapun dengan dengki terhadap orang lain, kita seumpama memberi makan kesedihan kepada daging-daging kita, memberi minum kegelisahan kepada darah kita, dan menyebarkan rasa mengantuk pelupuk mata kita kepada orang lain.
Seorang pendengki itu, ibarat orang yang menyalakan pemanggang roti, lalu setelah panas ia memasukkan diri dia sendiri ke dalam pemanggang itu. Keresahan, kecemasan dan kegelisahan hidup merupakan penyakit-penyakit yang dilahirkan oleh sifat dengki untuk mengakhiri ketenteraman, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Bencana besar yang menimpa seorang pendengki adalah dikeranakan ia selalu melawan qadha (ketentuan Allah), menuduh Allah tidak adil dalam kebijakkanNya, melecehkan syariat dan selalu menyeleweng dari ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah s.a.w.
Sesungguhnya kedengkian itu merupakan penyakit yang tidak akan mendapat pahala dan bukan juga cubaan yang akan mendapat balasan baik dari Allah kepada para pelakunya. Seorang pendengki akan selalu panas ketika melihat orang lain mendapat kenikmatan dan kelebihan. Dan itu akan berlanjutan sehingga ia mati, atau terkadang sampai kenikmatan orang itu sudah tidak ada lagi.
Semua orang boleh di ajak bersahabat, kecuali dengan seorang pendengki. Sebab, seorang pendengki akan selalu membawa kita agar selalu meremehkan nikmat-nikmat Allah, menanggalkan semua keperibadian baik kita, melepaskan ciri kehormatan kita, dan menghapuskan semua sejarah baik kita. Itulah hal-hal yang akan membuat seorang pendengki - meski mungkin dengan berat hati - anda sebagai sahabatnya. Akan tetapi, bukankah kita harus berlindung kepada Allah dari kejahatan seorang pendengki ketika mendengki?
Betapapun, seorang pendengki itu tetap seperti ular hitam berbisa yang tidak akan pernah diam sebelum menyemburkan bisanya pada tubuh yang tidak berdosa.
Sesungguhnya kita diperingatkan agar jangan sekali-kali mencuba untuk memiliki rasa dengki. Berlindunglah kepada Allah agar tidak bergaul dengan seorang pendengki, kerana Dialah yang selalu mengawasi anda.


Fikir-fikirkan.....

No comments:

Post a Comment